Jumat, November 22, 2013

INDONESIA HARUS HASILKAN "DOKTER BINTANG LIMA"




Ketua bidang organisasi IDI Moh. Adib Khumaidi mengatakan Indonesia mesti menghasilkan sebanyak-banyaknya "Dokter Bintang Lima" sebagaimana konsep Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Dokter dalam kiprahnya seyogianya menerapkan peran pemimpin-intelektual-profesion
al. WHO baru tahun 1994 mengidentifikasikan kiprah ini dan menyebutnya sebagai 'The Five Star Doctors'," kata Moh. Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis yg diterima di Jakarta, Kamis.

Adib menjelaskan, konsep Dokter Bintang Lima berarti dokter dapat berfungsi sebagai pemimpin komunitas, komunikator, pengelola, pembuat keputusan dan penyedia jasa layanan kesehatan.
Menurut dia, selama ini peran dokter lebih terlihat pada upaya penyehatan fisik karena proses reduksi peran yg tdk disadari dan telah berlangsung sekian lama.

"Para dokter telah terjebak pada rutinitas profesionalisme yg sempit. Banyak dokter yg akhirnya lebih peduli bahwa ilmu kedokteran hanyalah mempelajari segala sesuatu tentang penyakit," katanya. Akibatnya, ujar dia kewajiban untuk menyehatkan rakyat hanya sekedar menganjurkan minum vitamin, mineral, tonik serta mengobati pasien yang sakit, padahal selain itu Dokter juga harus berperan dalam intervensi mental dan sosial di tengah masyarakat.

Ia menjelaskan, dokter pada dasarnya adalah seorang intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat serta dibekali nilai profesi yg harus menjadi kompas. Adib mengatakan, nilai profesi itu antara lain kemanusiaan, etika dan kompetensi.

"Dimanapun dokter ditempatkan seyogianya ia menjalankan peran intelektuial profesional. Itulah yyg dilakukan Dokter Wahidin dan sejawatnya lebih dari seabad yang lalu sebelum adanya rekomendasi WHO," katanya.

Untuk itu, ia berharap peran dokter saat ini harus dikembalikan kepada peran dokter yang dicontohkan oleh Dokter Wahidin Sudirohusodo pada zaman Kebangkitan Nasional pada awal abad ke-20.
Sumber : ANTARA News, oleh M. Razi Rahman, Jakarta, 25 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar