Jumat, November 22, 2013

PEMBUANGAN SAMPAH (REFUSE DISPOSAL)

 Berikut akan kita sharingkan proses pembuangan sampah dg harapan agar Sahabat Sehat mengerti bagaimana prosesnya kemudian menyadari dan mau membantu pemerintah utk dapat mengelola sampah pribadinya dg baik. Bila sampah dikelola dg baik, bukan hanya lingkungan kita bersih dan nyaman juga kesehatan lingkungan secara otomatis akan kita dapatkan.

Yang dimaksud dg sampah adlah semua zat / benda yg sdh tdk terpakai lagi baik berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.
Sampah ini dibagi dalam :
a). Garbage adalah sisa-sisa pengolahan ataupun sisa makanan yg mudah membusuk atau nama lainnya sampah basah (sampah organik).
b). Rubbish adalah bahan-bahan sisa pengolahan yg tidak membusuk atau nama lainnya sampah kering (sampah kering).
Agar sampah ini tdk membahayakan manusia maka perlu pengaturan pembuangannya.

Dari sampah ini harus diperhatIkan :
(1). Penyimpanannya (storage)
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik. Tempat sampah jangan ditempatkan di dalam rumah atau pojok dapur karena dapat menjadi gudang makanan bagi tikus-tikus shg rumah banyak tikusnya.
Tempat sampah sebaiknya :
-Terbuat dari bahan yg mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak
- Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang lainnya
- Ditempatkan di luar rumah. Bila pengumpulannya dilakukan oleh pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga petugas kebersihan mudah mencapainya. .

(2). Pengumpulannya (collection)
Pengumpulan sampah dapat dilakukan ::
(a) Perorangan
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing utk dibuang pada tempat tertentu.
(b). Pemerintah
Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dg menggunakan truk sampah atau gerobak sampah kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Sementara dan Tempat Pembuangan Akhir. Cara ini sangat tidak efektif karena setiap hari jumlah sampah yg dihasilkan makin meningkat sementara proses pembusukan oleh mikroorganisme lambat shg sering terjadi tumpukan sampah di TPA makin menggunung bila tdk dilakukan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) atau Pengurangan Sampah, Pemanfaatan lagi yg masih bisa digunakan dan Recycle (Daur Ulang Sampah).
(c). Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku perusahaannya misalnya utk pembuatan kertas, karton, plastik. Contohnya tukang rosokan hanya membeli sampah yg berupa kertas, botol minuman, kaleng dll yg masih bisa dijadikan bahan baku utk usaha.

(3). Pembuangan (disposal)
Pembuangan sampah dapat dilakukan dg cara :

(a). Landfill
Sampah dibuang pd tanah yg rendah, cara ini hanya baik utk sampah jenis kering. Bila sampah kering bercampur dg sampah basah maka pembuiangan ini akan menjadi tempat perkembangbiakan serangga dan tikus, juga menimbulkan bau-bauan tdk sedap.

(b). Sanitry landfill
Sampah dibuang pd tanah yg rendah kmd ditutup lagi dg tanah plg sedikit 60 cm agar tdk dikorek oleh anjing, tikus dan binatang lainnya.

(c). Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri kmd dibakar sendiri. Pembakaran sampah ini harus dilakukan dg baik sebab bila tidak maka asapnya akan mengotori udara dan bila tdk sempurna sisanya akan berceceran kemana-mana.

(d). Dg incenerator khusus
Biasanya cara ini dikerjakan oleh pemerintah namun biayanya mahal. Cara ini biasanya untuk menangani sampah2 medis yg dikumpulkan dari Rumah Sakit di wilayah Banyuwangi agar sisa2 dari kegiatan di RS tidak mengotori lingkungan sekitar. Biasanya sampah RS berupa sisa botol infus, bekas injeksi dll tidak layak didaur ulang dan harus segera dimusnahkan di incinerator khusus krn bersifat infeksius (menularkan penyakit).

(e). Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yg terbuang dapat dibuat pupuk sebagai penyubur tanah pertanian. Cara ini banyak dilakukan di negara-negara maju. Caranya dilakukan pemisahan sampah dulu antara sampah basah dan kering. Setelah itu digiling (dicacah) mjd halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pembusuk dapat berlangsung dg baik. Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses pembusukan terjadi. Kadang-kadang ditambahkan strain mikroorganisme yg dapat mempercepat proses pembusukannya. Lama proses pembusukannya antara 2 hari sampai 6 minggu. Untuk dijual ke pasaran kompos kmd dikeringkan, digiling kembali dan dibungkus.

(f). Hogfeeding (nakanan ternak)
Yg dapat digunakan biasanya jenis sampah basah seperti sayuran, ampas tapioka, ampas tahu dsb. Diberikan kepada ternak sebagai makanannya.

(g). Recycling
Dg cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, maka bagian-bagian sampah yg masih bisa dipakai/digunakan diambil lagi misalnya kertas-kertas, plastik pembungkus, kaleng-kaleng dsb. Dari benda2 ini dapat dihasilkan benda2 baru yg berguna misalnya dari kantong kresek dapat dibuat bunga, dari kertas-kertas dapat dibuat kertas daur ulang, dari plastik pembungkus detergent, kopi, bungkus makanan tertentu dapat dibuat celemek, topi, taplak meja dsb.
Untuk memudahkan mendaur ulang sampah (recycling) hendaknya sampah sdh dipisahkan menjadi sampah basah dan kering dulu. Tujuannya agar sampah tidak tercampur antara sampah basah dari sisa makanan dg sampah kering yg akan digunakan utk proses daur ulang. Untuk wilayah Banyuwangi hasil daur ulang dapat ditampung di Bank Sampah Banyuwangi (BSB) kmd BSB membantu memasarkannya melalui Gerai BSB yg buka setiap sore di Taman Sri Tanjung Banyuwangi. Hal ini sesuai dg program Bank Sampah Banyuwangi.
Mdh2an daerah2 lain dapat mengikuti agar kebersihan dan kesehatan lingkungan dapat berjalan seiring dan tercapai perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.

Disarikan dari Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat pengarang dr. Indan Entjang, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000

DOKTER KECIL


Kemitraan Dokter dg pihak sekolah dapat meningkatkan kualitas Program Dokter Kecil. Menurut Ketua Umum IDI Dr. Zainal Abidin dengan adanya kerja sama ini maka sekolah - sekolah dapat menggalakkan Program Dokter Kecil sebagai agen perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan anak-anak.

Melalui Dokter kecil dapat ditanamkan pengetahuan hidup bersih dan sehat. Diharapkan para dokter kecil ini mampu mensosialisasikan hal tsb kepada teman dan juga keluarganya. Anak - anak adalah agen pembawa perubahan yg baik dlm menyampaikan pesan2 kesehatan.

Untuk menindaklanjuti kemitraan antara Dokter dg Sekolah, IDI sdh membuat buku pedoman dg bahasa sederhana dan mudah dimengerti kepada para Dokter Kecil. Selain buku pedoman IDI juga membuat buku penilaian sebagai bahan evaluasi terhadap para Dokter Kecil.

Selain diajarkan mengenai pengetahuan di bidang kesehatan dan gizi, para Dokter Kecil juga diajarkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi agar bisa mengkomunikasikan apa yg diketahuinya kepada teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Parameternya adalah sejauh mana mereka bisa menularkan kebiasaan hidup sehat dan bersih terhadap teman-teman dan sekolahnya.

Sumber : Metrotvnews.com, Sabtu 5 Oktober 2013.

INDONESIA HARUS HASILKAN "DOKTER BINTANG LIMA"




Ketua bidang organisasi IDI Moh. Adib Khumaidi mengatakan Indonesia mesti menghasilkan sebanyak-banyaknya "Dokter Bintang Lima" sebagaimana konsep Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Dokter dalam kiprahnya seyogianya menerapkan peran pemimpin-intelektual-profesion
al. WHO baru tahun 1994 mengidentifikasikan kiprah ini dan menyebutnya sebagai 'The Five Star Doctors'," kata Moh. Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis yg diterima di Jakarta, Kamis.

Adib menjelaskan, konsep Dokter Bintang Lima berarti dokter dapat berfungsi sebagai pemimpin komunitas, komunikator, pengelola, pembuat keputusan dan penyedia jasa layanan kesehatan.
Menurut dia, selama ini peran dokter lebih terlihat pada upaya penyehatan fisik karena proses reduksi peran yg tdk disadari dan telah berlangsung sekian lama.

"Para dokter telah terjebak pada rutinitas profesionalisme yg sempit. Banyak dokter yg akhirnya lebih peduli bahwa ilmu kedokteran hanyalah mempelajari segala sesuatu tentang penyakit," katanya. Akibatnya, ujar dia kewajiban untuk menyehatkan rakyat hanya sekedar menganjurkan minum vitamin, mineral, tonik serta mengobati pasien yang sakit, padahal selain itu Dokter juga harus berperan dalam intervensi mental dan sosial di tengah masyarakat.

Ia menjelaskan, dokter pada dasarnya adalah seorang intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat serta dibekali nilai profesi yg harus menjadi kompas. Adib mengatakan, nilai profesi itu antara lain kemanusiaan, etika dan kompetensi.

"Dimanapun dokter ditempatkan seyogianya ia menjalankan peran intelektuial profesional. Itulah yyg dilakukan Dokter Wahidin dan sejawatnya lebih dari seabad yang lalu sebelum adanya rekomendasi WHO," katanya.

Untuk itu, ia berharap peran dokter saat ini harus dikembalikan kepada peran dokter yang dicontohkan oleh Dokter Wahidin Sudirohusodo pada zaman Kebangkitan Nasional pada awal abad ke-20.
Sumber : ANTARA News, oleh M. Razi Rahman, Jakarta, 25 Oktober 2013.