Selasa, Agustus 18, 2009

PHBS, WUJUD AWAL BANGSA SEHAT


Menerapkan Pelaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan langkah ampuh untuk menangkal penyakit. Tidak hanya itu, beberapa pakar juga berpendapat bahwa penerapan konsep PHBS juga mampu membebaskan pemerintah dari masalah kesehatan dan ekonomi kesehatan. Sayangnya dalam praktiknya, penerapan PHBS yang kesannya sederhana tidak selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka yang tidak terbiasa. Dalam hal ini, pendidikan dari keluarga sangat dibutuhkan.

Konsep PHBS memang sederhana. PHBS merupakan kunci terbentuknya bangsa yang sehat, yang dimulai dari keluarga sehat. PHBS mencakup pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri. Di antaranya meliputi kebiasaan mandi, keramas dan gosok gigi secara benar dan teratur, konsumsi makanan bergizi seimbang serta istrahat teratur. Selain itu, PHBS mencakup pemeliharaan kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Hal itu ditegaskan oleh Effi Mardianto, Ketua Umum Tm Penggerak PKK Pusat dalam seminar Peluncuran Petisi Nasional Keluarga Sehat untuk Indonesia Sehat oleh salah satu produk sabun bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pusat, Lembaga Swadaya Masyarakat Spektra Surabaya dan beberapa keluarga.

Peran Penting Keluarga
Dalam Penerapan PHBS ditegskan oleh Effi bahwa pendidikan dalam keluarga memegang peranan penting, terutama pendidikan orang tua kepada anak-anaknya. Hal itu mengingat sebagian besar kebiasaan merupakan pola perilaku yang terbentuk sejak masa kanak-kanak.
Selain memberi teladan, orang tua juga harus mengajarkan konsep PHBS serta memastikan anak-anak menerapkannya. Hal yang tidak kalah penting adalah, orang tua juga harus menyediakan sarana yang memunginkan PHBS dapat diterapkan oleh seluruh anggota keluarga. Untuk keperluan mandi dan cuci tangan misalnya, ketersediaan air bersih dan sabun mutlak diperlukan.


Minimnya Fasilitas
Salah satu kebiasaan yang tercakup dalam PHBS adalah cuci tangan. Meskipun terkesan sepele, cuci tangan memiliki manfaat besar. Sayangnya, Hadi Supeno, Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI) mengatakan bahwa PHBS masih sangat minim diterapkan oleh masyarakat.

Dr. Hendrawan Nadesul, seorang praktisi kesehatan juga mengatakan bahwa rendahnya kesadaran tentang cuci tangan tampak dari jarangnya disediakan tempat khusus cuci tangan di tempat-tempat umum seperti sekolah, kantor dantempat strategis lainnya. Padahal, ditegaskannya setidaknya ada 20 jenis penyakit yang bisa dicegah hanya dengan membisakan diri mencuci tangan secara benar. “Penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan cuci tangan antara lain : diare, tifus, cacingan, influenza, batuk, penyakit kulit, juga flu burung,” jelas Dr. hendrwan dalam lokakarya tentang manfaat cuci tangan untuk kesehatan tubuh di Jakarta beberapa waktu lalu. Menurutnya, cuci tangan menjadi cara efektif mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menempel di tangan yang menjadi salah satu mata rantai penularan penyakit.

Mencegah Lebih Baik dari Mengobati
Penerapan PHBS dikatakan oleh Supeno memerlukan kerjasama semua lini, baik dari masyarakat, swasta, pemerintah dan juga LSM. Hal itu diegaskan karena kesehatan sangat kompleks masalah dan unsur – unsurnya. Bahkan konsep PHBS khususnya cuci tangan juga harus dimasukkanalam kurikulum pendidikan. Namun disayangkannya hal itu belum terealisasi pada kurikulum pendidikan kita. Bahkan, pemerintah dkatakan Supeno masih belum taktis dalam menanggapi masalah keehatan Indonesia.

“Pemerintah terlalu focus terhadap aspek kuratif dengan mengabaikan aspek preventif,” katanya. Dr. Hendrawan juga mengakui, konsep PHBS di Indonesia dari awal memang tidak terbentukdi masyarakat sehingga saat ini pemerintah disibukkan dengan masalah kesehatan dan ekonomi keehatan yang muncul.

Tidak hanya itu, Dr. Hendrawan juga berpendpt bahwa penanganan masalah kesehatan di Indonesia juga akan teratasi tanpa memakan banyak dana jika dimulai dari hulu, maksudnya mulai dari lapisan masyarakat bawah. “Dana untuk bantuan ksehatan kesehatan yang dikeluarkan pemerintah akan memakan biaya lebih banyak daripada biaya untuk mensosialisaikan cuci tangan,” tandasnya. Dengan membentuk kemitraan dari berbagai lini, Dr. Hendrawan yakin masalah kesehatan bangsa Indonesia akan tearatasi lebih efektif.

(Sumber : Majalah Dokter Kita, Edisi 8, THN IV, Agustus 2009 hal. 98)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar